BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum hukum minimum menyatakan bahwa distribusi dan diskusi hewan akan dikendalikan oleh faktor lingkungan yang persediaannya paling sedikit. Faktor yang pasokannya paling sedikit itu disebut sebagai faktor pembatas (limiting factor). Di alam, sejenis hewan menjadi subyek kerja secara simultan semua faktor di dalam lingkungannya. Beberapa faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada faktor lainnya . Pada skala besar, yaitu daerah dengan perubahan lingkungan yang besar, iklim merupakan faktor kunci dalam menentukan distribusi spasial hewan di biosfir. Pengaruh iklim dapat bersifat lansung atau tidak langsung. Pengaruh langsung adalah kondisi lingkungan fisik yang tidak sesuai dengan kehidupan hewan. Sementara pengaruh tidak langsung adalah berupa kondisi iklim yang dapat mempengaruhi faktor-faktor biotik seperti produksi makanan hewan, keberadaan pesaing) . Dalam skala kecil, yaitu daerah dengan sedikit perubahan lingkungan, distribusi spasial individu-individu dalam populasi ditentukan oleh distribusi sumber daya dan interaksi antar individu dalam populasi. Pada skala lokal, pola distribusi juga disebut dispersi (dispersi). Populasi dapat ditentukan pada berbagai skala ruang. Bahkan seluruh individu sejenis dapat dipandang sebagai suatu populasi. Beberapa populasi lokal atau deme yang dihubungkan oleh individu-individu yang menyebar disebut metapopulasi. Populasi sementara yang terdiri atas tahap tertentu dari daur hidup suatu organisme membentuk hemipopulasi. Karakteristik populasi dapat digambarkan secara grafik dengan menampilkan piramida populasinya. Populasi yang terus menerus tumbuh dengan laju kelahiran dan laju kematian umur spesifik yang konstan akan menuju distribusi umur stabil, yaitu rasio setiap kelompok umur dalam populasi tetap. Jika laju kelahiran sama dengan laju kematian dan populasi bersifat tertutup, maka populasi mencapai ukuran yang konstan serta mencapai distribusi umur stasioner.
1.2
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1) Apa pengertian dari interkasi populasi ?
2)
Bagaimana persaingan dalam interkasi populasi ?
3) Bagaimana predasi dan herbivora
dalam interkasi populasi ?
4) Bagaimana parasitisme dalam interkasi populasi?
5) Bagaimana parasitoidisme dalam interkasi populasi?
6) Bagaimana interaksi positif dan negatif dalam interkasi populasi ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian dari interkasi populasi.
2)
Untuk mengetahui persaingan dalam interkasi populasi.
3) Untuk mengetahui predasi dan herbivora dalam interkasi populasi.
4) Untuk mengetahui parasitisme dalam interkasi populasi.
5) Untuk mengetahui parasitoidisme
dalam interkasi populasi.
6)
Untuk mengetahui interaksi positif dan negatif dalam interkasi populasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INTERKASI POPULASI
Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi yang lain, maka keduanya bisa saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama sekali. Interaksi biasa terjadi antar sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam perebutan sumber daya sejenis yang keberadaannya terbatas. Persaingan ini sangat ketat karena kebutuhan sumber daya yang diperebutkan diantara individu-individu tersebut sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang lainnya. Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai interaksi interspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-) atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut : Amansalisme/ Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon kenari (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contohnya jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi
merupakan interaksi antar populasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contohnya, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Komponen mahluk hidup yang satu dengan yang lainya terjadi karena hubungan yang saling mempengaruhi secara dinamis, mahluk hidup selalu memiliki hubuangan atau interaksi terhadap semuah mahluk hidup satu dengan yang lain. Hal ini merupakan hubungan antara komponen-komponen satu dengan yang lain tidaklah sederhana dan statistik, tetapi mengalami perubahan yang sangat variatif. Komunitas sendiri merupakan suatu populasi setiap organisme yang menempati suatu daerah tertentu dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Interaksi antar populasi dapat diklasifikasikan dalam parasitisme, parasitoidisme, dalam pengendalian biologi.
Interaksi antar populasi banyak ditemukan di alam, misalnya interaksi populasi burung jalak dan populasi kerbau di padang rumput, interaksi populasi cacing tanah dan populasi ayam di kebun, dan interaksi antara ppulasi ganggang dan populasi ikan di sungai.
2.2 PERSAINGAN
Ada dua bentuk persaingan yang ditakrifkan menurut Birch (1957) yaitu :
1) Persaingan sumber daya (kompetisi sumber daya) terjadi bila sejumlah mahluk (yang sama atau berbeda spesies) menggunakan sumber daya bersama yang ketersediaanya sedikit.
2) Persaingan merugikan saling (interference Competition) terjadi bilamana mahluk dalam mencari sumber daya akan saling merugikan walaupun sumber daya tersebut ketersediaanya tidak sedikit. Perlu diingat bahwa persaingan tersebut dapat bersifat interspesifik (antara dua atau lebih spesies) atau intraspesifik (antara anggota spesies yang sama).
Persaingan dapat mengenai sumber daya dan berbagai macam sumber daya merupakan pusat interaksi kompetitif. Untuk tumbuhan, cahaya, zat hara dan udara adalah sumber daya yang penting.Tetapi tumbuhan juga dapat bersaing mengenai penyerbuk atau mengenai tempat melekat.Untuk hewan, udara, makanan dan lawan jenis berkembangbiak adalah contoh persaingan.Persaingan untuk ruang juga terjadi pada beberapa jenis hewan dan mungkin meliputi beberapa keperluan khusus misalnya tempat bersarang dan tempat yang aman dari gangguan pemangsa.
Beberapa konsekuensi persaingan yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Hewan tidak perlu melihat atau mendengar atau melompati pesaingnya. Suatu spesies yang makan suatu jenis tumbuhan pada siang hari mungkin bersaing dengan spesies yang makan tumbuhan yang sama pada malam hari, karena ketersediaan tumbuhan tersebut terbatas.
2) Kebanyakan mahluk yang dapat dilihat atau didengar oleh seekor hewan tidak menjadi pesaing. Hal tersebut akan lebih tampak jika ada Summerdaya yang dimanfaatkan bersama. Oksigen misalnya adalah contoh sumber daya yang digunakan oleh kebanyakan hewan darat, tetapi persaingan untuk mendapatkan oksigen tidak terjadi, karena oksiigen tersedia berlimpah.
3) Persaingan antara tumbuhan biasa terjadi antara individu yang diatur di tempat yang sama, jadi berbeda dengan persaingan antara hewan yang bergerak. Penjarakan merupakan hal yang penting dalam persaingan tumbuhan tersebut.
2.3 PREDASI DAN HERBIVORA
Predasi adalah interaksi antar individu/ popuasi dimana populasi yang satu memangsa populasi yang lain. Pemangsa di sebut predator, sedangkan yang dimakan disebut mangsa. Interaksi predasi antar populasi ini menyebabkan terjadinya populasi predator dan mangsa. Misalnya populasi hutan kelinci dengan pemangsanya yaitu kucing hutan. Pada predasi, umumnya satu spesies memangsa spesies lainnya. Ada juga beberapa hewan memangsa sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Predasi tidak terbatas antar hewan, tetap juga dapat terjadi pada herbivora dan tumbuhan . Pada predasi antar hewan, predator kebanyakan berukuran lebih besar dari pada mangsanya. Ekologi dan saling ketergantungan dalam ekosistem, diantara komponen-komponen pembentuknya terdapat hubungan saling ketergantungan, sehingga perubahan pada komponen yang satu akan menyebabkan perubahan pada komponen yang lain. Contoh: Kepadatan suatu tanaman tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, sebaliknya keadaan dan kesuburan tanah tergantung juga pada tanaman dan hewan yang hidup di kawasan itu. Salah satu hubungan satu sama lain ketergantungan yang jelas antara komponen pembentuk ekosistem adalah peristiwa makan dan dimakan suatu rantai makanan atau jaring-jaring makanan. Adanya rantai makanan menyebabkan terjadinya piramida energi, piramida jumlah, piramida biomassa dan aliran material yang berupa siklus atau daur ulang.
2.4 PARASITISME
Parasitisme merupakan bentuk pemangsaan yang dilakukan oleh sekelompok hewan parasit terhadap b entuk pemangsaan yang dilakukan oleh hewan parasit terhadap tubuh inangnya. Beberapa ciri khas parasitisme adalah tubuh parasit pada umunya jauh lebih kecil dibandingkan tubuh inangnya, dalam jangka waktu pendek parasit tidak membunuh inangnya tetapi dalam jangka waktu panjang parasit dapat membunuh inangnya, satu ekor parasit pada umumnya hanya menyerang satu ekor inang selama hidupnya, parasit dapat menyerang inangnya dari dalam (endoparasit) dan dapat juga menyerang dari luar (ektoparasit). Dalam interaksi parasitisme dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat rendah yang bersifat menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhan, contoh dari parasitisme adalah plasmodium dengan manusia, dan benalu dengan pohon inangnya.
2.5
PARASITOIDISME
Parasitoidisme adalah bentuk pemangsaan yang sangat khas yang dilakukan oleh sejenis serangga terhadap jenis serangga yang lain. Dalam hal ini, serangga parasitoid meletakkan telurnya pada atau dekat dengan serangga inangnya. Ketika nanti telur itu menetas, maka larva yang terbentuk akan memakan tubuh serangga inangnya sambil menjalani pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Dengan demikian biasanya serangga inangnya sudah dibunuh sebelum atau selama parasitoid menjalani stadium kepompong, contohnya Hymenoptera dan diptera yang termasuk insekta, mereka mampu hidup secara bebas di waktu dewasa.
2.6 INTERAKSI POSITIF DAN NEGATIF
2.5.1
Interaksi Positif
Kehidupan bersama antara dua populasi spesies yang berdampak positif tersebar sangat luas dan barang kali sama pentingnya dengan pesaingan, parasitisme, dan lainnya. Dalam menentukan populasi dan komunitas. Interaksi positifnya dapat diulas dalam rangkaian evolusioner sebagai berikut.
Komensalisme adalah satu tipe interaksi positif sederhana dan merupakan langkah pertama yang menuju ke arah perkembangan hubungan yang menguntungkan yang paling umum sebagai contoh adalah komensalisme antara tumbuhan (yang sesil) dan hewan sesil dengan mahluk lain yang bergerak dan contoh komensalisme banyak terdapat di lautan di tempurung karang, sebangsa kepiting dalam cangkang karang. Banyak komensal yang tidak terhospes khusus tetapi ada beberapa yang hidup bersama dengan hanya satu spesies hospes.
WC ALLEE ( 1938 dan 1951 dalam ODUM ( 1971 ) , Yang mengaji dan menulis tentang protoperasi secara ekstensif antara lain menyebutkan bahwa antara jenis kepiting dan coeleterata yang tumbuh di atas carapaknya atau malah sengaja di tanam oleh kepiting itu. Kepiting mendapat kamuflase dan proteksi ( karena coelleterata memiliki semacam sel penyengat ), sedang coeleterata mendapat transportasi mengumpulkan dan memperoleh partikel makanan bilamana menangkap dan makan makananya. Dalam contoh ini kepiting tidak tergantung pada coelenterata dan sebagainya.
Pada simbiosis mutualisme atau simbiosis obligat maka mahluk hidup bersama saling menguntungkan adalah suatu keharusan, misalnya antara mahluk autotrof dan mahluk heterotof. Contoh lain mutualisme adalah antara flagellata yang hidup di dalam usus rayap.
2.5.2
Interaksi Negatif
Parasitisme adalah hubungan antara dua individu, yaitu antara parasit yang memperoleh keuntungan dan rumah sakit yang dirugikan.Parasitisme tersebut terutama adalah mengenai koaxi dalam makanan, dan juga perlindungan parasit oleh inangnya. Suatu parasit tidak akan segera membunuh inangnya, sebelum dapat menyelesaikan daur ulang reproduksinya. Bila parasit segera membunuh inangnya segera setelah infeksi, maka parasit tidak dapat berproduksi dan punah. Keseimbangan antara hospes dan parasit akan terganggu jika hospes tersebut menghasilkan antibodi atau bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan parasit terganggu jika hospes tersebut menghasilkan antibodi atau bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan parasit. Menurut tempat hidupnya parasit dapat dibedakan menjadi :
1) Ektoparasit yang hidupnya di luar tubuh hospes, misalnya kutu pada kepala manusia.
2) Endoparasit, yang hidupnya di dalam tubuh hospes, missalnya dalam saluran cerna, alat tubuh, jaringan darah, rongga tubuh dan lain-lain.
Hewan dapat merupakan parasit pada tumbuhan, misalnya wareng, cacing pada akar tumbuhan dan sebagainya.Tumbuhan dapat merupakan parasit pada hewan atau tumbuhan, misalnya bakteri dan fungsi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan maupun hewan dan bahkan pada manusia.Parasitisme sosial adalah eksploitasi suatu spesies demi spesies lainnya.
Ektoparasit berkembang dari bentuk yang hidup bebas.Kebanyakan serangga ektoparasit merupakan turunan dari karnivora, saprovora (penghisap cairan tumbuhan). Sedangkan endoprasit mungkin berkembang langsung dari ektopaasit atau komensial. Parasit yang hidup dalam oksigen yang rendah, membuat resistensi terhadap getah pencernaan hospes, dan berusaha agar tidak keluar bersama feses.Karena keberhasilan parasit dalam menyesuaikamn diri dalam hospes, maka kebanyakan parasit kehilangan kemampuannya untuk hidup bebas.Spesialisasi bagi parasit internal adalah hilangnya lokomotor, indera dan alat pencernaan, karena semua itu sudah tidak diperlukan lagi.Tetapi digantikan dengan berkembangnya alat pelekat, menambah kemampuan berkembangbiak, dan dalam beberapa hal mungkin ada polyembrioni, hospes antara, dan daur hidup majemuk.Banyak parasit yang dalam keberadaannya hanya dalam hospes tunggal, sedangkan parasit yang lain memerlukan haspes-antara satu, dua, bahkan ada yang tidak Secara skologik dapat dipercaya bahwa hospes primer dan hospes antara suatu parasit berada dalam habitat atau komunitas yang sama.
Parasit dipindahkan diari suatu hospes ke hospes lainnya oleh gerakan aktif parasit itu sendiri atau tertelan oleh hospes yanq makan telur perasit, spora, cyste, yang ada dalam makanan atau air minuinm dapat juga karena sentuhan tubuh (body contact) antara hospes, atau transportasi dari satu hospes ke hospes yang lain oleh vector. Tiap-tiap parasit mempunyai hospes yanp khusus.Kopepoda adalah parasit yang agiannya luas di berbagai jenis komunitas dengan hospes yang berupa avertebrata sampai ikan.Acanthocephala ada yang terdapat di perut bssar jenis ikan tertentu saja. Tiap-tiap burung tersedia jenis cacing pita tersendiri, walaupun berbagai jenis burung hidup pada habitat yang sama.
Segregasi parasit ke dalam relung khusus ditunjukkan dengan spesies kutu penggigit yang terbatas hanya hidup di kepala atau daerah tertentu pada tubuh burung Nematoda tertentu ada yang hidup pada jaringan terikat tetapi tidak terdapat pada saluran pencernaan. Sebaliknya ada yang terdapat dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan lain, tetapi tidak terdapat pada jaringan manapun.Parasit tidak dapat menyebabkan kematian dengan segera, tetapi mungkin menyebabkan kerusakan struktur tubuh jika terjadi secara berlebihan, dan dapat menyebabkan keinatian.Untuk memperklihatkan peranan parasit dalam menimbulkan penyakit. Berikut ini dicantumkan beberapa contoh :
1) Cacing parasit, seperti cacing pipih, nematoda, dan acanthocephala, dapat berkelana dalam tubuh hospes serta menyebabkan luka-luka mekanis sekaligus dapat merusak dan mengkonsumsi jaringan. Rumah sakit mungkin dapat memberi reaksi dengan menimbulkan jaringan fibrosa sebagai kapsula atau kista di sekeliling parasit yang terbalut di dalamnya.
2) Protozoa parasit dalam saluran pencernaan maupun dalam darah, misalnya eimeria adalah spesies sprosoa yang merusak dinding usus pada unggas sehingga menyebabkan koksidiosis, sedang Taxoplasma dapat menyebabkan cysta pada otak rodentia.
3) Bakteri penyebab berbagai jenis penyakit. misalnye TBC, paratypoid pada unggas maupun mamalia, bahkan pada hewan tingkat rendah.
4) Virus yang faerukuran submikroskoplk, oiasanya penyebab penyakit mulut dan kuku pada ungulata <sapi, kuda, kijang dan sebagainya>, juga ensefalitis pada anjing.
5) Spora jamur Apergilus dapat menimbulkan Apergillus pada burung yang saat mengamibil makanan dari tanah, kemungkinan terhisap jamur yang terdapat di dalam seresah pinus tersebut ke dalam paru-parunya. Jamur tersebut dapat berkembangbiak di permukaan luar tubuh.
6) Parasit eksternal seperti catak, pinjal, kutu kepala <tuma>, tungau dan lalat umumnya tidak menyebabkan kematian, tetapi sering merupakan vektor penyebar protozoa, bakteria, dan virus dari suatu mahluk ke mahluk lain. Tetapi serbuan besar-besaran parasit eksternal dapat menurunkan vitalitas atau kekuatan seekor hewan dapat menyebabkan penyakit pada bulu.
7) Defisiensi zat hara dalam vitamin dan mineral, atau tidak seimbang antara hidrat arang , protein , dan lemak dapat menimbulkan cacat (malformasi) kekurangan kekuatan, bahkan dapat mati, perbedaan dalam jumlah, komposisi dan intensitas radiasi matahari dapat mempengaruhi kandungan vitamin makanan yang dikonsumsi oleh hewan.
8) Keracunan makanan, botulisme,terjadi bilamana makanan tertentu terkontaminasi dengan toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botolunium dapat terjadi pada unggas rawa yang menelan obat mesiu yang mungkin tertumpah di perairan rawa pada musim berburu.
9) Beban fisiologik, adalah istilah yang digunakah untuk perubahan yang ti dalam timbulnya tubuh gecara non-spesifik oleh baanyak hal yang berheda-beda yang dapat menyertai penyakit-penyakit. Pengaruh “stres” dapat hilangnya nafsu makan dan kekuatan, timbui rasa nyeri dan ngilu, dan turunnya berat tubuh. Secara internal, sindrom "stres" mempunyai karakteristik mengecilnya secara akut alat-alat limfatik dan mengecilnya sel darah eosinofi, pembesaran dan peningkatan aktivitas sekretorik bagian korteks adrenalis, dan berbagai perubahan susunan kimiawi darah dan jaringan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Interaksi biasa terjadi antar sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intra spesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam perebutan sumber daya sejenis yang keberadaannya terbatas .
Persaingan dapat mengenai sumber daya dan berbagai macam sumber daya merupakan pusat interaksi kompetitif. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Interaksi negatif lainnya hubungan antara dua individu, yaitu antara parasit yang memperoleh keuntungan dan rumah sakit yang dirugikan interaksi positif lainnya. Kehidupan bersama antara dua populasi spesies yang berdampak positif tersebar sangat luas dan barang kali sama pentingnya dengan pesaingan, parasitisme, dan lainnya. Dalam menentukan populasi dan komunitas. Interaksi positif.
3.2
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Suin Nurdin. 2006. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. Malang: Pers UIN Malang.
Zoer'aini, Djamal Irawan. 1996. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem . Jakarta:Sinar Grafika
Mengimbangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar