BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia tersusun atas beberapa sistem, yaitu sisem tubuh yang lunak dan sistem tubuh yang keras. Sistem tubuh yang keras meliputi sistem intergumen dan sistem rangka. Manusia tidak dapat berdiri tegak apabila tidak memiliki sistem tubuh yang keras, yaitu tulang. Mulai dari kepala sampai jari-jari di dalamnya terdapat tulang yang menopang tubuh. Jumlah tulang waktu masih bayi dan dewasa berbeda. Pada waktu kecil lebih banyak tulang rawan dibandingkan pada waktu dewasa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem rangka pada manusia ?
2. Bagaimana hubungan antar tulang ?
3.
apa saja fungsi rangka ?
4. Apa saja kelainan dan gangguan pada rangka ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1.
Anda dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem rangka pada manusia .
2.
Anda tidak dapat mengetahui hubungan antar tulang .
3.
Untuk mengetahui apa saja fungsi rangka .
4.
Anda tidak dapat mengetahui apa saja kelainan dan gangguan pada rangka.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1.
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem rangka pada manusia .
2.
Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antar tulang .
3.
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja fungsi rangka .
4.
Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kelainan dan gangguan pada rangka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Rangka Pada Manusia
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lemah dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya terbagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik juga dapat dihubungkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur pendukung. Rangka manusia terbentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
2.2 Hubungan Antar Tulang
Hubungan antar tulang
disebut juga persendian (sendi). Persendian adalah tempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya pengiriman.
Sendi dibentuk pada kartilago di daerah kirim. Pada persendiannya terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan gerakan tulang. Secara fungsional, persendiannya dibagi menjadi tiga, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diaartrosis.
Gambar 1. Struktur Persendia n
1. Sinartrosis
Sinartrosis persendian sama sekali tidak dapat digerakkan. Hal ini disebabkan tidak adanya celah pengiriman. Berdasarkan jaringan yang menghubungkannya, sinartrosis dibedakan menjadi sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis.
Sinartosis sinfibrosis dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Persendian ini terdapat pada tulang tengkorak. Lekukan pada tulang tengkorak disebut sutura. Sedangkan sinartrosis sinkondrosis dihubungkan oleh tulang rawan, misalnya hubungan tulang rusuk dan tulang dada.
Gambar 2.
(a) Sinartosis sinfibrosis pada tengkorak dan
(b) sinartrosis sinkondrosis pada hubungan tulang rusuk dan tulang dada
2.
Amfiartrosis
Amfiartrosis merupakan persendian dengan gerakan terbatas. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis, Simfisis merupakan persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang tipis. Contoh simfisis adalah sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan. Adapun sindesmosis merupakan persendian yang dihubungkan oleh banyak jaringan ikat. Contoh sindesmosis adalah sendi antara tibia dan fibula.
Gambar 3. Amfiartrosis pada tulang belakang
3.
Diartrosis
Diaartrosis merupakan persendian dengan gerakan paling bebas atau leluasa. Pada diartosis terdapat cairan sinovial. Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan gerakannya, diartrosis menyatu menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, dan sendi pelana.
a. Sendi peluru
Sendi peluru merupakan sendi yang dapat bergerak ke atas, ke bawah, dan ke samping. Pergerakan yang bebas ini disebabkan oleh bentuk ujung tulang berupa bongkol dan mangkuk. Contoh pengiriman peluru adalah pada gelang bahu.
Gambar 4. Sendi Peluru
b. Sendi engsel
Pergerakan pada pengiriman engsel hanya satu arah. Contoh sendi engsel adalah siku dan lutut.
Gambar 5. Sendi Engsel
c. Sendi putar
Gerakan pada sendi putar berupa gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi putar adalah gerakan memutar kepala (tulang leher dan tulang tengkorak) dan antara tulang hasta dan tulang pengumpil.
Gambar 6. Sendi Putar
d. Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi menyerupai pelana. Contoh sendi pelana adalah gerakan ibu jari dan hubungan tulang belakang dengan tulang rusuk.
2.3 Fungsi Rangka
Fungsi utama rangka tubuh yaitu :
1. Memberi bentuk tubuh
Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat menempelnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3. Pergerakan
Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung pada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh
Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
5. Perlindungan
Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni :
a. Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
b.
Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
c.
Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung
d.
Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul
e.
Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu
f.
Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
g.
Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan tangan kaki.
6.
Produksi sel darah
Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat terbentuknya sel darah
7.
Penyimpanan
Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
2.4 Kelainan dan Gangguan Pada Rangka
Tulang tulang pada manusia sering mengalami gangguan baik gangguan tulang sejak lahir, karena makanan yang kita konsumsi, posisi tubuh yang salah, terkena penyakit, kecelakaann, dan lainnya. Dibawah ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan tulang atau penyakit pada tulang.
1.
Kebiasaan Posisi Tubuh yang Salah
Kebiasaan yang tidak baik akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh. Sikap tubuh yang salah ketika duduk, berdiri, tidur, atau ketika membawa beban yang terlalu berat dapat menyebabkan gangguan pada tulang belakang/punggung sebagai berikut :
a. Skoliosis, yaitu tulang punggung terlalu melengkung ke kiri atau ke kanan.
b. Kifosis, yaitu tulang punggung terlalu melengkung ke belakang.
c. Lordosis, yaitu tulang punggung yang terlalu melengkung ke depan.
2.
Gangguan Tulang Karena Penyakit
a. Polio
Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama kelamaan tulangnya akan mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan vaksin polio. Pemberian vaksin biasanya dilakukan melalui mulut pada saat anak berusia di bawah lima tahun.
b. Layuh Semu
Lauh semu terjadi akibat terinfeksi penyakit sifilis pada anak semasa dalam kandungan akibat tertular oleh ibu yang mengidap penyakit sifilis, akibat tulang tulang anggora gerak pada bayi atau anak menjadi layuh atau tidak bertenaga.
c. Rakhitis
Rakhitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan vitamin D dan sinar matahari pagi. Orang yang menderita penyakit rakhitis memiliki tulang yang lemah dan biasanya berbentuk X atau O karena tidak dapat menahan berat tubuh.
d. Kaku Sendi
Kaku kirim merupakan cacat pada persendian dimana pengiriman tidak dapat digerakkan. Penyakit ini disebabkan karena persendian terinfeksi penyakit sifilis atau gonorhoe sehingga minyak sendi menjadi kering dan tidak dapat digerakkan, misalnya pada lutut yang tidak dapat dibengkokkan. Kaku sendi biasanya ini terjadi pada orang dewasa.
e. Kanker Tulang
Virus juga dapat merusak pertumbuhan sel tulang yang tidak terkendali, sehingga di beberapa tempat pada tulang dapat tumbuh benjolan yang dapat berpindah pindah dan timbul rasa sakit. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
f.
TBC Tulang
TBC tulang adalah penyakit pada tulang akibat infeksi oleh Tuberkulosis yang sehingga membuat tulang menjadi rusak.
g.Osteoporosis
Osteoporosis atau keropos tulang merupakan penyakit yang menyebabkan tulang mudah retak atau patah. Penyakit ini biasanya menyerang orang lanjut usia, terutama perempuan. Penyebab osteoporosis adalah tubuh kekurangan zat kapur (kalsium).
3.
Gangguan atau Kelainan Tulang Oleh Faktor Keturunan
Suatu sifat keturunan pada orang tua yang bersifat menurun akan diwariskan kepada keturunannya, sifat itu disebut gen. Misalnya, kelainan bentuk tulang punggung yang dialami orang tua yang disebabkan oleh gen, maka akan diwariskan kepada keturunannya.
4.
Gangguan atau Kelainan Tulang yang disebabkan oleh Makanan
Pertumbuhan tulang sangat tergantung dari makanan yang kita makan setiap hari. Makanan yang kita makan harus mengandung zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang. Misalnya mengandung zat kapur, fosfor, dan vitamin D.
5.
Gangguan atau Kelainan Tulang Karena Kecelakaan
a. Fraktura, jika terjadi patah tulang karena kecelakaan.
b. Fisura, jika tulang mengalami retak.
c. Urai Sendi, jika terjadi pergeseram sendi karena selaput sendi sobek.
d. Kalus, jika tulang yang patah akibat kecelakaan, kemudian timbul gelembung pada bagian sambungan tulang, tempat sambungan tulang yang menggelembung setelah sembuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat menempelnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.
2. Hubungan antar tulang disebut juga persendian (sendi). Persendian adalah tempat antara tulang-tulang atau antara tulang dan tulang rawan. Untuk memungkinkan adanya pergerakan, diperlukan adanya pengiriman. Sendi dibentuk pada kartilago di daerah kirim. Pada persendiannya terdapat cairan pelumas yang disebut cairan sinovial. Tulang-tulang disatukan dengan jaringan ikat yang lentur dengan adanya sendi, sehingga terbentuklah rangka dan gerakan gerakan tulang.
3. Fungsi rangka adalah Memberi bentuk tubuh , tempat melekatnya otot, pergerakan, Sistem kekebalan tubuh , perlindungan, Produksi sel darah , dan penyimpanan.
4. Kelainan atau gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor : Kebiasaan tubuh yang salah, gangguan tulang karena penyakit, gangguan atau kelainan posisi tulang karena faktor keturunan, gangguan atau kelainan tulang yang disebabkan oleh makanan, gangguan atau kelainan tulang karena kecelakaan.
3.2 SARAN
Adapun Saran yang dapat disampaikan,yaitu agar dalam pembuatan makalah ini dapat lebih baik lagi dan materi pada makalah ini semakin lengkap, sehingga dapat menambah ilmu dan pengetahuan pembaca.
DAFRAR PUSTAKA
Dorland. 1994. Kamus Kedokteran. Edi 26 . Jakarta : EGC .
Prawirohartono, Slamet. 2005 . Biologi 2 . Jakarta : Bumi Aksara.
Sutarmo Setiaji. 1990. Buku kuliah anatomi fisiologi . Jakarta : Fakultas Kedokteran UI .
Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia . Jakarta : EGC.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Tim Penyusun Biologi. 1995. Biologi 2c . Klaten : Intan Pariwara.
Tim Penyusun LKS. 2016. Bakat . Surakarta : Putra Nugraha.
Tim Penyusun LKS. 2016. Maestro . Sukorharjo : Hasan Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar