KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan, meskipun dengan beberapa kali perubahan dan perbaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Anatomi Fisiologi Manusia” yang diberikan oleh dosen pengampu.
Penyusun ucapan terima kasih kepada dosen pengampu, teman dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dorongan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Meskipun demikian penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Demikianlah kata kata dari penyusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Palangka Raya, November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berlangsung demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas terlebih dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang menempel pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai keinginan), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki banyak inti yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik namun bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut senjaus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involunter (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Seiring perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor yang banyak sel menjadi struktur seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin) (Syaifuddin: 1997)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1) Jelaskan pengertian otot
2) menunjuk macam-macam otot
3)
Apa fungsi otot dalam tubuh manusia
4) Mengetahui apa saja energi untuk gerakan otot
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1) Agar mampu menjelaskan pengertian otot
2) Agar dapat menyebutkan macam-macam otot
3)
Agar siswa memahami tentang fungsi otot dalam tubuh manusia
4)
Agar mengetahui energi apa saja untuk gerakan otot
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma berubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).
2.2 Terminologi Otot Pembentuk Tubuh Manusia
Terminologi ( bahasa Latin : terminus ) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan kegunaannya. Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:
1) Otot bagian kepala
2) Otot bagian leher
3) Otot bagian perut
4) Otot bagian gerak atas
5) Otot bagian anggota gerak bawah
1. Otot Bagian kepala
Gambar 2.1 : Otot Bagian Kepala
Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus mewajibkan okuli/otot bola mata yang terdapat disekeliling mata yang berfungsi memutar mata
c. Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling mata, yang berfungsi sebagai penutup mata.
d. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut/bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut, yang berfungsi menarik sudut mulut ke bawah.
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
d. Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut, fungsinya menahan makanan waktu mengunyah.
misalnya Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu mulut keatas waktu senyum.
4. Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan ke belakang
c. Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang bawah kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b.
Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan ke belakang
2. Otot bagian leher
Gambar 2.2 : Otot Bagian Leher
Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2) Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher yang berfungsi menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.
3) Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis, ketiganya terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan kompresi kepala.
3. Otot bagian perut
Gambae 2.3 : Otot Bagian Perut
Otot ini terdiri ata:
1) Muskulus abdominalis internal (dinding perut)
2) Linea alba, yaitu garis tengah dinding perut
3) Muskulus abdominalis eksternal
4) Muskulus obliqus eksternus abdominis
5) Muskulus obliqus internus abdominis
6) Otot transversus abdominis
4. Otot tungkai atas
Otot-otot yang menutupi bagian atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Otot penandaan, yang terdiri dari:
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus pencatatan longis sebelah luar
Otot ketiga ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan abduksi dari femur.
2. Muskulus eksentor (qudriseps femoris)
Atau otot bertumpu empat, yang terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus broadus lateralis eksternal
c. Muskulus broadus medialis internal
d. Muskulus broadus intermedial
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang terdiri dari :
·
Biseps femoris (otot berkepala 2), yang fungsinya membengkokkanpaha dan membenarkan kebenaran bawah
·
Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya membengkokkan ilusi bawah
·
Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam
·
Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur yang memutarkeluar pada waktu mengetul lutut, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokan keluar.
5. Otot tungkai bawah
Gambar 2.4 : Otot membeku di bawah
Terdiri dari:
1) Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat tepi kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki
2) Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari manis telunjuk ketengahan jari, jaridan kelingking kaki
3) Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4) Urat arkiles (tendo arkhiles) yang berfungsi mengoreksi kaki di sendi tumit dan membengkokan pemahaman bawah lutut.
5) Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah ke dalam
6) Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus ekstensor falangus). (Setiadi.2007)
Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang berfungsi untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
1) Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2) Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
2.3. Macam-macam Otot
Terdapat 3 jenis otot yang terdapat pada tulang belakang, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos. Bila diteliti di bawah mikroskop, pada otot jantung dan otot rangka terlihat adanya garis-garis dan disebut otot lurik, sedang otot polos tidak ditemukan adanya garis-garis atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot polos ( Irianto Kus: 2004) .
A. Jaringan Otot Polos
Otot polos
mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan titik meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.
Aktivitas
otot polos tidak dipengaruhi oleh kemauan kita (otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernafasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kemauan, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna juga untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Struktur otot polos dapat Anda mati pada Gambar 2.1.
Gambar 2.5. Otot Polos
B. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik
mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kemauan (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya menempel pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
Gambar 2.6. Otot Lurik
C. Jaringan Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu sama lain. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kemauan (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
Gambar 2.7. Otot Jantung
2.4. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berhubungan. Bila rangsangan diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar. Keadaan ini disebut sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksimendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek dan diameternya membesar.
Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam, yaitu:
a) Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
b) Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c) Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d) Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
e) Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f) Otot dilatator, untuk melebarkan.
g) Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h) Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
i) Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j) Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.
k) Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l) Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.
2.5. Sifat-sifat Otot
Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.
Adapun sifat-sifat otot, antara lain:
1) Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2) Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran aslinya.
3) Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula ( Datu Razak: 2004) .
Gambar 2.8. Dengan adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan .
2.6 Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1) Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2) Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3) Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4) Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatkannya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengejan, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
2.6 Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot
Gambar 2.9. Mekanisme Kontraksi Otot
Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga, dan seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimal. Setiap rangsangan yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini disebut penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan yang disebut tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut tetanus sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut membentuk sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z; daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin ke dalam zona H, sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian berubah menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin tersisa, dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang disebut relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang-ulang membentuk siklus.
2.7. Kelainan-kelainan pada Otot
Kelainan-kelainan otot, antara lain sebagai berikut:
1) Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2) Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak.
3) Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4) Hernia perut, kelainan ini terjadi bila dinding otot perut sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5) Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
6) Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
7) Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras dapat menyebabkan putusnya otot.
8) Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran darah tidak lancar. ( Vander J.Arthur: 1986 ) .
2.8 Sumber Energi untuk Gerakan
Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP). Namun, jumlah yang hanya tersedia dapat digunakan untuk durasi beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dilepaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim kontraksi yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob.
Pada otot lurik, jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh karena itu, fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi peningkatan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.
Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi dengan cepat namun hasil ATP-nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi anaerob (tanpa ada oksigen). Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.
Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera diisi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat segera diubah menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan terlebih dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob). Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase aerob.
Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan akan teroksidasi oleh oksigen, apabila terlalu banyak oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan (nafas tersengal-sengal).
Gambar 1 Sumber energi untuk gerakan oto t
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1)
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2)
Sifat-sifat otot, antara lain Kontraksibilitas , Ektensibilitas, dan Elastisitas
3) Kelainan-kelainan pada otot, antara lain Atrofi otot, Distorsi otot, Hipertrofi otot, Hernia abdominal, Kelelahan otot , dan Tetanus
3.2 Saran
Semoga dengan adanya materi pada makalah ini dapat menunjang pembelajaran dan diskusi di kelas. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis . Gramedia: Jakarta.
Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas . Jakarta: Gitamedia.
Setiadi.2007. Anatomi Fisiologi Manusia . Yogyakarta. Graham Ilmu
Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat . Jakarta: EGC.
Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia . DepDikBud : Bandung
Willy Anita.2014. Sistem Otot.
http://www.sorana-id.com/2012/10/makalah-sistem-otot-manusia.html
(diakses 28 September 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar